Gagal Liburan, Rencanakan Liburan Pengganti!
Gagal Liburan
Bulan Juli tahun ini menjadi bulan yang sibuk. Kemampuan saya dalam managemen waktu benar-benar diuji rasanya. Hehe.... Saya yang selalu merasa masih 'babak belur' dalam mengelola waktu, dipaksa buat memikirkan beberapa hal sekaligus dalam satu bulan ini.
Alih-alih mikirin liburan kenaikan kelas bareng anak-anak, saya justru sibuk sendiri dengan berbagai pekerjaan. Padahal, liburan kenaikan kelas 6 ini, Si Bujang sudah semangat empat lima ingin jalan-jalan ke tempat wisata baru yang banyak bermunculan seiring meredanya pandemi covid-19. Jalan-jalan dan liburan pun gagal dan tertunda.
Beberapa hal yang bikin saya hectic di Bulan Juli ini adalah:
1. Bulan Juli kali ini bertepatan dengan Bulan Dzulhijjah / Bulan Haji, yang mana dipilih oleh banyak pasangan untuk melaksanakan pernikahan. Jadilah saya ikut 'meramaikan' hajat para muda mudi ini. Rumah Tsabita Cikaduketiban rejeki job WO dan make up pengantin selama Juli. Makin sibuk lagi karena Bulan Haji juga terkenal dengan sebutan musim kondangan. Hehe.
2. Bulan Juli juga merupakan bulan dimulainya tahun ajaran baru sekolah, yang mana para siswa baru harus menjahitkan bahan seragam yang disediakan oleh sekolah. Baik SMP maupun SMA ternyata sama, dari sekolah menyediakan seragam berupa bahan/kain. Jadilah Rumah Tsabita Cikadu juga ketiban rejeki jahitan seragam siswa baru yang serentak masuk tanggal 11 Juli.
3. Tahun ini Si Sulung masuk jenjang pendidikan SMA. Dia melanjutkan sekolah di sebuah Madrasah Aliyah berbasis boarding school di Kota Pekalongan dan sekaligus mulai 'merantau' dengan tinggal di asrama. Jadilah kami menyiapkan berbagai keperluannya sebagai murid baru sekaligus menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk tinggal di asrama.
4. Si Bontot yang bulan ini berusia 14 bulan sedang aktif-aktifnya bermain dan belajar berjalan. Jadilah waktu saya tersita cukup banyak untuk menemani Si Bontot jika sedang tidak ada job make up.
Dalam fase awal sebagai batita, Si Bontot sangat lengket dengan saya, ibunya. Semua keperluan dari makan, minum, mandi, dll, hanya mau sama saya atau ayahnya. Bermain pun harus ditemani. Dan memang, sejak awal saya berniat untuk momong sendiri, tidak seperti Si Bujang yang dulu diasuh Bibik sejak bayi sampai hampir 4 tahun. Si Bontot hanya bersama Bibik jika saya ada job make up.
5. Kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggal sudah aktif kembali. Jadilah saya perlu meluangkan waktu seminggu dua kali untuk mengikuti ngaji rutin. Bagi saya, merawat hubungan baik dengan masyarakat dalam kehidupan nyata, sangat penting. Salah satu caranya adalah dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang sudah berjalan di lingkungan sekitar.
Kelima hal di atas jadi penyebab ke-riwueh-an Bulan Juli tahun ini. Sangat padat! Tak sempat liburan!
Liburan Pengganti
Saya dan suami sudah merencanakan liburan pengganti jika bulan depan Si Sulung sudah bisa dijenguk, akan kami ajak untuk menikmati keindahan alam di wisata glamping Mandiraja Moga yang baru dibuka bulan lalu.
Jauh sebelum benar-benar terealisasi rencana liburan nanti, saya sudah mencoba 'menata'-nya dari sekarang.
Persiapan
Beberapa hal wajib kami persiapkan untuk berwisata di tengah hari-hari yang padat seperti bulan Juli ini. Tentunya ini bisa jadi tips agar liburan tidak gagal lagi seperti sebelumnya.
1. Tentukan prioritas
Jika dalam satu waktu ada beberapa jadwal dan kegiatan, pastikan untuk mendahulukan hal yang paling prioritas. Prioritas utama yang dimaksud adalah: harus saat ini, harus saya, dan harus dilakukan.
Dengan kriteria prioritas seperti ini, dengan sendirinya akan terseleksi mana yang lebih penting dan mana yang tidaķ.
2. Catat jadwal
Jadwal yang tercatat sangat membantu dan memudahkan dalam menyelesaikan beberapa kegiatan sesuai waktu yang ditentukan.
Patuhi jadwal tersebut sehingga keluarga bisa pergi berlibur, tidak 'mulur' dari estimasi hari yang direncanakan atau lebih parahnya lagi: gagal liburan.
3. Persiapkan dengan matang
Persiapan agar liburan tidak gagal di antaranya meliputi :
1. pemilihan tempat
Pilih tempat yang belum pernah dikunjungi, menarik, dan bikin penasaran. Tempat seperti ini meminimalisir potensi gagal liburan. Riset dan survey tempat bisa dengan memantau media sosial tempat wisata tersebut. Bisa pula dari rekomendasi tempat dari blog yang mengupas tentang travelling dan perintilannya. Bisa juga dari review Google Local Guides
2. Pemilihan waktu
Sesuaikan waktu yang tepat agar seluruh anggota keluarga bisa ikut liburan bersama. Seperti hari Sabtu dan Minggu di mana anak-anak libur sekolah dan ayah pun tidak pergi ke kantor. Pesan tiket lebih awal jika menggunakan transportasi publik. Antisipasi pula cuaca yang mungkin bisa bikin liburan gagal lagi.
3. Siapkan budget
Liburan bisa gagal lagi jika tidak ada budget memadai yang disiapkan. Apalagi jika liburan dengan anak-anak, budget bisa membengkak karena mengikuti keinginan anak untuk mencoba wahana yang belum pernah dicoba.
4. Jaga kesehatan
Kunci liburan menyenangkan selain uang adalah sehat. Jaga kesehatan agar liburan tidak gagal karena salah satu anggota keluarga sakit. Makan minum teratur, istirahat cukup, olah raga.
Nah, itu dia tips agar liburan tidak gagal lagi. Sebagian besar sudah saya terapkan, sih. Jalan-jalan ini akan jadi semacam libur pengganti karena bulan Juli ini saya malah tidak ada liburnya.
Harapannya, sepulang dari liburan dan jalan-jalan, pikiran jadi lebih fresh. Ide-ide cemerlang bermunculan untuk pengembangan Rumah Tsabita Cikadu, siap menjemput rizki dan keberkahan bersama tim. Aamiin.
Ngomong-ngomong ada yang pernah gagal liburan jugakah seperti saya? Kenapa bisa gagal dan bagaimana mengatasinya? Share di kolom komentar, ya!***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.