Untuk pertama kalinya saya mengajukan pengembalian barang saat berbelanja online. Selama ini saya beruntung belum pernah mendapatkan barang yang salah atau berbeda dengan yang saya pesan.
Nah, karena belum pernah salah itulah saya kadang membuka paket tanpa mem-video-nya.
Hari itu kebetulan saya mem-video kegiatan unboxing paket yang berisi pesanan soft lens dan cairan soft lens. Saya memang selalu menyetok dua benda ini untuk kebutuhan make up klien Rumah Tsabita.
Kali ini saya membeli 10 soft lens dengan merek dan variasi yang sama seperti pembelian sebelum-sebelumnya di toko tersebut. Ternyata, kali ini barang yang datang jauh berbeda dari pesanan saya.
Bukan hanya merek yang berbeda, tapi juga ukuran dan warnanya pun tidak sama. Dengan berbekal video unboxing, saya mengajukan pengembalian barang (return).
Karena belum pernah, saya tidak tahu bagaimana cara mengirimnya. Apakah saya harus ke kantor ekspedisi terdekat? Bagaimana dengan ongkos kirimnya? Ke mana mengirim paketnya? Di mana alamat toko barang yang kemarin saya beli? Apakah saya menunggu barang dikirimkan lagi yang baru, baru kemudian saya kembalikan barang yang salah?
Berbagai pertanyaan muncul di kepala. Maklum, meski selama ini lekat dengan gadget dan bisa membeli barang online, toh ketika mengalami sendiri barang salah kirim untuk yang pertama kali, tetap saja merasa bingung.
Akhirnya saya chat dengan seller akan mengajukan pengembalian barang. Seller meminta foto dan video yang memperlihatkan resi cetak pada paket. Katanya, ada kode dan nama karyawan yang mengepak barang. Saya pun mengirimkan foto dan video yang diminta.
Setelah itu saya menunggu konfirmasi pengembalian barang dari seller. Setelah pengajuan dikonfirmasi, akan ada nomor resi baru dari jasa ekspedisi yang sama dengan alamat tujuan kantor cabang terdekat dengan seller.
Saya bisa mencetaknya sendiri dengan printer resi tersebut. Tapi, jika menuliskan nomor resi nya saja dan menuliskan secara manual pada paket, itu pun sudah cukup. Ekspedisi akan mencetak resinya lagi secara utuh di kantor.
Tak lupa saya bertanya pada kurir yang sudah saya simpan nomornya, apakah paket bisa diambil di rumah atau harus saya antarkan ke kantor cabang. Dari kurir tersebut saya dapat informasi jika paket bisa dititipkan di konter yang bekerja sama dengan jasa ekspedisi, atau bisa pula di alfamart. Jangan lupa, komunikasikan lebih dulu dengan kurir.
Barang yang dikirim berbeda dengan pesanan |
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya mengambil kesimpulan:
1. Jangan lupa video unboxing setiap paket yang dibeli secara online untuk berjaga-jaga. Toh jika barang sesuai pesanan, video bisa langsung dihapus jika khawatir memenuhi galeri hp.
2. Jika barang salah kirim, ajukan pengembalian barang sesegera mungkin.
3. Cek lebih sering perkembangannya di hp, karena seller mungkin memerlukan balasan cepat untuk memproses return.
4. Segera balas apa yang ditanyakan oleh seller. Berikan alasan yang jujur mengapa harus mengembalikan barang.
5. Return barang tidak memerlukan biaya ongkir.
6. Jaga hubungan baik dengan kurir ekspedisi. Kita bisa bertanya pada kurir apa yang belum diketahui atau jika ragu-ragu dengan tutorial cara return barang di youtube atau media sosial.
7. Ikuti tips membeli produk secara online agar terhindar dari hal-hal yang tidak mengenakkan.
Beruntung hp sekarang bisa di-setting dalam berbagai bahasa. Jadi tak perlu khawatir kurang paham dengan petunjuk berbahasa Inggris. Toko online semua berbahasa Indonesia sesuai setting pada hp.
Mengajukan pengembalian barang jauh lebih mudah karena aplikasi dan platform jual beli online sudah dirancang untuk memudahkan pembeli, baik yang sudah berpengalaman maupun yang masih awam.
Beberapa komplain yang tidak bisa dijadikan alasan untuk return barang adalah:
1. Salah ukuran karena salah pilih variasi saat membeli.
Saya pernah salah membeli ukuran pakaian. Hampir saja memberi rating rendah dan komplain pada seller. Tapi sebelum melakukan komplain, saya cek lebih dulu dan ternyata sayalah yang salah memilih variasi dan ukuran.
Memang harus dibaca betul-betul apa yang tertulis pada deskripsi produk. Jangan sampai karena tidak teliti membaca deskripsi produk kita memberi rating buruk karena komplain barang. Hal ini bisa sangat merugikan pihak penjual.
2. Warna sedikit berbeda dengan foto produk.
Yang namanya membeli produk hanya dari foto, sedikit banyak pasti ada perbedaan warna. Bisa jadi karena pengaruh lampu flash. Bisa jadi karena bahan yang berbeda jenis. Atau bisa jadi karena terdapat keterangan bahwa jika variasi warna yang dipilih habis maka akan dikirimkan warna lain.
3. Ukuran lebih kecil dari yang diperkirakan.
Foto produk memang diambil dari jarak dekat. Jadi benda kecil pun akan terlihat besar dalam foto display produk toko online.
Sekali lagi, baca dengan baik deskripsi produk. Seberapa besar benda tersebut, bisa diperkirakan dengan penggaris atau meteran. Jika tidak tercantum ukuran, chat langsung dengan penjual untuk menanyakannya.
4. Jenis bahan.
Saya membeli produk fashion, sebelum komplain dengan jenis material bahannya, ada baiknya kita memiliki pengetahuan mengenai jenis material dan bahan.
Pepatah lama: duit nggak bakal bohong, memang nyata. Harga sesuai kualitas. Bahan bagus tentu akan dibandrol dengan harga tinggi. Sebaliknya, bahan yang biasa dan standar akan dibandrol dengan harga yang standar pula.
Jadi jika harga standar tapi ingin barang bagus, kemungkinannya kecil.
Produk fashion yang dibeli secara online memang rawan salah perkiraan. Penyebabnya ya karena tidak melihatnya secara langsung. Hanya mengira-ira tanpa melihat wujud aslinya.
Berbeda dengan produk yang sering dijumpai di warung-warung, seperti popok, sabun, makanan kemasan, dll, yang kita sering melihatnya langsung.
Pada intinya, teliti sebelum membeli berlaku untuk semua pembelian barang baik offline maupun online. Jangan sampai ketidaktelitian membawa kekecewaan bagi pembeli maupun penjual.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.