Grombyang OS (GrOS), Sistem Operasi Komputer dari Pemuda Pemalang untuk Indonesia
Sebagai warga Pemalang, saya bangga sekali mengetahui salah satu penerima penghargaan Satu Indonesia Awards tahun 2015 berasal dari Pemalang untuk kategori kelompok, bernama Grombyang OS atau disingkat grOS.
Komunitas dari Pemalang, Jawa Tengah, ini berawal dari tiga pemuda yang suka “nongkrong” di warung sambil berdiskusi mengenai teknologi informasi. Sumitro Aji Prabowo saat itu masih menjadi mahasiswa semester tiga, Jordan Andrean pada saat itu masih duduk di bangku SMK kelas 2 dan Nanda Arfan Hakim adalah adik kelas Jordan.
Dari hobi yang sama mereka membentuk komunitas yang diberi nama Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI) pada tahun 2012 yang anggotanya lima orang tersebut.
Seiring waktu, komunitas tersebut makin bertambah anggotanya, dan seorang anggota memberikan tempat untuk tempat berkumpul sekaligus menjadi tempat usaha.
Pemikiran dasar terbentuknya KPLI adalah ingin membuka wawasan masyarakat Pemalang terhadap teknologi dan informasi, serta mengajak masyarakat untuk menggunakan sistem operasi komputer yang legal.
KPLI berubah nama menjadi Grombyang OS pada tahun 2013, sama dengan nama sistem operasi komputer yang mereka kembangkan dan disosialisasikan untuk digunakan oleh masyarakat, yaitu Grombyang OS atau lebih dikenal dengan grOS.
Nama Grombyang diambil dari nama makanan khas daerah Pemalang. Makanan Grombyang adalah makanan khas masyarakat Pemalang sejenis soto yang merakyat dan digemari semua kalangan. Harapan komunitas Grombyang OS, grOS dapat menjadi sistem operasi yang merakyat dan disukai oleh berbagai kalangan, baik pengguna linux pemula maupun dunia pendidikan.
Grombyang OS adalah sistem operasi komputer berbasis linux. Grombyang OS ini menawarkan sistem yang mirip dengan Windows yang merupakan remaster dari Ubuntu 14.04 LTS, sebuah sistem operasi yang dirancang dan dikembangkan untuk pengguna pemula dan edukasi.
Linux adalah sistem operasi yang sangat populer di kalangan pengembang perangkat lunak karena dapat disesuaikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Linux saat ini juga telah berkembang untuk mendukung perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Salah satu distribusi Linux yang populer untuk perangkat mobile adalah Android, yang digunakan pada sebagian besar smartphone di seluruh dunia.
Oleh Sumitro Aji dkk, Linux Ubuntu 14.04 LTS dimodifikasi menjadi operasi sistem yang baru yang mereka beri nama Grombyang OS atau grOS. GrOS dibuat se-simple mungkin untuk digunakan. Dengan menginstall grOS di komputer, pengguna sudah memiliki sistem operasi yang bisa digunakan untuk kebutuhan komputasi.
Dengan adanya Grombyang OS, masyarakat dapat menggunakan sistem ini tanpa membayar, dapat diunduh secara gratis, sehingga tidak perlu menggunakan produk yang selama ini mereka pakai secara ilegal, karena itu melanggar hak cipta. Kelebihan lain, sistem ini diklaim lebih cepat kerjanya dan tidak membutuhkan anti-virus.
Tak berhenti sampai di situ, komunitas grOS juga mengembangkan sebuah inovasi bernama grosLAB, sistem operasi untuk laboratorium sekolah. Menurut penggagasnya, sistem operasi GROS saat ini telah digunakan oleh 4.000 pengguna di seluruh Indonesia.
Grombyang OS adalah sistem operasi komputer berbasis linux. Grombyang OS ini menawarkan sistem yang mirip dengan Windows yang merupakan remaster dari Ubuntu 14.04 LTS, sebuah sistem operasi yang dirancang dan dikembangkan untuk pengguna pemula dan edukasi.
Linux adalah sistem operasi yang sangat populer di kalangan pengembang perangkat lunak karena dapat disesuaikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Seiring dengan perkembangan teknologi, Linux saat ini juga telah berkembang untuk mendukung perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Salah satu distribusi Linux yang populer untuk perangkat mobile adalah Android, yang digunakan pada sebagian besar smartphone di seluruh dunia.
Oleh Sumitro Aji dkk, Linux Ubuntu 14.04 LTS dimodifikasi menjadi operasi sistem yang baru yang mereka beri nama Grombyang OS atau grOS. GrOS dibuat se-simple mungkin untuk digunakan. Dengan menginstall grOS di komputer, pengguna sudah memiliki sistem operasi yang bisa digunakan untuk kebutuhan komputasi.
Dengan adanya Grombyang OS, masyarakat dapat menggunakan sistem ini tanpa membayar, dapat diunduh secara gratis, sehingga tidak perlu menggunakan produk yang selama ini mereka pakai secara ilegal, karena itu melanggar hak cipta. Kelebihan lain, sistem ini diklaim lebih cepat kerjanya dan tidak membutuhkan anti-virus.
Tak berhenti sampai di situ, komunitas grOS juga mengembangkan sebuah inovasi bernama grosLAB, sistem operasi untuk laboratorium sekolah. Menurut penggagasnya, sistem operasi GROS saat ini telah digunakan oleh 4.000 pengguna di seluruh Indonesia.
Astra menobatkan mereka menjadi salah satu pemenang penghargaan SATU Indonesia Award 2015. Mereka layak mendapatkannya
Sekian waktu berjalan, komunitas ini tetap saling terhubung meski anggotanya saling terpisah jarak karena tuntutan pekerjaan. Sumitro Aji Prabowo, ketua grOS, menetap di Pemalang dan kini aktif sebagai relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kabupaten Pemalang serta aktif menulis di website desa dan menjadi bagian penting dalam program pengembangan informatika desa se-kabupaten Pemalang. Semoga makin banyak pemuda daerah dan kota kecil yang bisa mengembangkan teknologi untuk kemaslahatan masyarakat.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Ditunggu tanggapan dan komentarnya ya.